Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin
memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan
dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut
dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun
yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin
bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan
sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut
sebagai Sapotoksin.
Saponin adalah senyawa glikosida yang berfungsi sebagai detergen alami (Rao,
1996). Menurut Lacaille-Dubois dan Wagner (1996) aktivitas spesifik saponin
meliputi aktivitas yang berhubungan dengan kanker seperti sitotoksik,
antitumor, kemopreventif, antimutagen, dan yang menyangkut aktivitas antitumor,
antiinflamatori dan antialergenik, imunomodulator, antivirus, antihepatotoksik,
antidiabetes, antifungi, dan molusisidal.
Efek saponin berdasarkan sistem fisiologis meliputi aktivitas pada sistem
kardiovaskular dan aktivitas pada sifat darah (hemolisis, koagulasi,
kolesterol), sistem saraf pusat, sistem endokrin, dan aktivitas lainnya.
Saponin mampu berikatan dengan kolesterol, sedangkan saponin yang masuk kedalam
saluran cerna tidak diserap oleh saluran pencernaan sehingga saponin beserta
kolesterol yang terikat dapat keluar dari saluran cerna. Hal ini menyebabkan
kadar kolesterol dalam tubuh dapat berkurang. (Lipkin, 1995).
Sifat-sifat Saponin adalah: 1) Mempunyai rasa pahit , 2)Dalam
larutan air membentuk busa yang stabil, 3) Menghemolisa eritrosit, 4)
Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi, 5) Membentuk
persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid lainnya, 6) Sulit
untuk dimurnikan dan diidentifikasi, 7) Berat molekul relatif tinggi,
dan analisis hanya menghasilkan formula empiris yang mendekati. Toksisitasnya
mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan (surface tension). Dengan
hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan karbohidrat (hexose,
pentose dan saccharic acid). Pada hewan ruminansia, saponin dapat digunakan
sebagai antiprotozoa, karena mampu berikatan dengan kolesterol pada sel membran
protozoa sehingga menyebabkan membrondisis pada sel membrane protozoa. Saponin
dapat beraktivitas sebagai adjuvant pada vaksin antiprotozoa yang nantinya
mampu menghambat perkembangan sporozoit di dalam saluran pencernaan
(Cheeke,1999).
0 comments:
Post a Comment