ISOMERISASI
Isomerisasi adalah salahsatu usaha dalam menaikan angka oktan produk
minyak bumi, selain kepentingan-kepentingan lain. Sebagai contoh yang paling umum dalam
isomerisasi adalah konversi normal butana menjasi isobutana yang dapat
dialkilasi mejadi hidrokarbon cair pada titik didih gasolin serta konversi
parafin menjadi isoparafin
Isomerisasi parafin dan naften
merupakan reaksi reversibel orde satu yang dibatasi oleh kesetimbangan
termodinamika. Reaksi ini pada umumnya merupakan reaksi eksotermis dan tidak
dapat terjadi reaksi secara nyata tanpa adanya bantuan katalis. Prinsip dasar
dari proses ini adalah adanya kontak hidrokarbon dengan katalis di bawah
tekanan sehingga menghasilkan reaksi yang berada pada kesetimbangan. Katalis
yang bisa digunakan antara lain adalah alunimium klorida yang dipromosi dengan
asam klorida, serta katalis padatan mengandung platinum.
Contoh :
Skema proses Isomerisasi butana
Pada umumnya, untuk kepentingan komersial isomerisasi
dilangsungkan untuk memperoleh parafin dengan C5 dan C6. Sebelum mengalami
isomerisasi, umpan harus terlebih dahulu dipastikan tidak mengandung sulfur
dengan proses desulfurisasi katalitik dan distilasi kering.
KARAKTERISTIK
PROSES ISOMERISASI
|
||||||||||||||||||||||
|
POLIMERISASI
Polimeriasi adalah reaksi kombinasi material tak jenuh menghasilkan
produk dengan berat molekul lebih tinggi daripada sebelumnya. Dengan mekanisme
ini suatu etilena atau propilena dapat membentuk hidrokarbon dalam range
gasolin. Secara umum, proses polimerisasi dapat dibedakan menjadi;
polimerisasi termal dan polimerisasi katalitik. Katalis yang banyak digunakan dalam proses ini antara lain
adalah asam sulfat (H2SO4) dan asam pospat (H3PO4)
Polimerisasi
Termal
Polimerisasi
termal adalah polimerisasi yang dilakukan pada tekanan tinggi tanpa adanya
katalisator. Tekanan yang digunakan untuk proses ini berada pada range 600
hingga 3000 psig, dan temperaturnya antara 510 sampai 590oC. Secara
ekonomis, proses polimerisasi termal ini mahal dan memerlukan instalasi dan
operasi yang lebih rumit dibandingkan polimerisasi katalitik.
Polimerisasi
Katalitik
Polimerisasi
katalitik berlangsung dengan mekanisme adanya pembentukan ester asam dari
reaksi olefin dengan katalis asam. Dua molekul ester kemudian terdekomposisi sehngga
akan terjadi regenerasi katalis asam, sedangkan residu hidrokarbon dapat
bergabung membentuk molekul yang lebih besar/polimer. Sebagai contoh
polimerisasi isobutena dengan katalis asam pospat yang berlangsung dengan
mekanisme berikut:
Polimerisasi Katalitik menggunakan asam sulfat
Polimerisasi
Katalitik menggunakan asam sulfat meliputi polimerisasi tipe asam dingin dan
polimerisasi tipe asam panas. Pada mekanisme asam dingin, kontak material
dengan katalis dilangsungkan menggunakan aliran arus balik (countercurrent
flow). Pada stage kedua, asam yang telah teregenerasi akan
mengalami kontak dengan hidrokarbon dari stage pertama. Asam, dengan isobutena
yang terabsorbsi oleh cairan katalis asam dipanaskan untuk pembentukan polimer
untuk selanjutnya didinginkan. Apabila fase polimer yang telah terbentuk telah
dipisahkan, katalis asam selanjutnya dapat dipakai kembali untuk kontak dengan
umpan yang mengalir selanjutnya.
Tahap absorbsi
dilangsungkan pada temperatur antara 20 sampai 40oC dan tekanan yang
cukup sehingga umpan masih tetap berada dalam fasa cair. Apabila digunakan 65%
asam, kira-kira 90 sampai 95% isobutena dapat terabsorbsi. Polimerisasi
berlangsung pada temperatur sekitar 90 sampai 105oC dan menghasilkan
sekitar 75 sampai 80% dimer, disamping trimer.
Pada
polimerisasi menggunakan tipe asam panas, hidrokarbon dikontakkan dengan asam
pada temperatur 75 sampai 100oC. Pada range temperatur tersebut baik
n butena dan isobutena akan terabsorbsi. Dengan waktu kontak antara 10 sampai
15 menit sekitar 85 sampai 90% C4 olefin dapat terkonversi mementuk polimer
yang mengandung 90 hingga 95% oktana.
Polimerisasi
Katalitik menggunakan asam pospat
Temperatur
inlet umpan adalah sekitar 200oC. Sejumlah menara katalis digunakan
secara berseri sehingga katalis dapat diregenerasi pada suatu menara sementara
yang lainnya melangsungkan proses. Regenerasi dilangsungkan dengan melakukan
oksidasi kokas dan deposit polimer. Umpan yang digunakan sangat bervariasi.
Untuk mebngantisipasi adanya C3-C4 terpolimerkan,reaktor dilengkapi dengan
depropanizer dan debutanizer.
0 comments:
Post a Comment