Perubahan energi dalam reaksi kimia
selalu dapat dibuat sebagai panas, sebab itu lebih tepat bila istilahnya
disebut panas reaksi.
Kebanyakan, reaksi kimia tidaklah tertutup
dari dunia luar. Bila temperatur dari campuran reaksi naik dan energi potensial
dari zat-zat kimia yang bersangkutan turun, maka disebut sebagai reaksi
eksoterm. Namun bila pada pada suatu reaksi temperatur dari campuran tur
un dan
energi potensial dari zat-zat yang ikut dalam reaksi naik, maka disebut sebagai
reaksi endoterm.
Ada beberapa macam jenis perubahan pada
suatu sistem. Salah satunya adalah sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas,
dan kerja, dapat berubah-ubah. Ada juga sistim tertutup, dimana tidak ada
perubahan massa, tetapi hanya panas dan kerja saja. Sementara, perubahan
adiabatis merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari lingkungan
sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula perubahan yang
terjadi pada temperature tetap, yang dinamakan perubahan isotermik.
Pada perubahan suhu, ditandai dengan ∆t
(t menunjukkan temperatur), dihitung dengan cara mengurangi temperatur akhir
dengan temperatur mula-mula.
∆t = takhir – tmula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial;
∆(E.P) = (E.P)akhir – (E.P)mula-mula
Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan
dalam tanda aljabar untuk perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan
eksotermik, energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi
potensial pereaksi, berarti EPakhir lebih rendah dari EPmula-mula.
Sehingga harga ∆(E.P) mempunyai harga negatif. Pada reaksi endoterm, terjadi
kebalikannya sehingga harga ∆(E.P) adalah positif.
Pada suatu
reaksi, reaksi pembentukannya didefinisikan sebagai reaksi yang membentuk
senyawa tunggal dari unsur-unsur penyusunnya (contoh: C + ½O2 + 2H2 → CH3OH).
Sementara panas pembentukannya didasarkan pada 1 mol senyawa terbentuk. Panas
pembentukan standar yaitu 298.15 K (∆H°f298).
Panas standar adalah pada 25°C, seperti
contoh reaksi
- 4HCl(g) → 2H2(g) + 2Cl2(g) ∆H°298 = (4)(92307)
- 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) ∆H°298 = (2)(-241818)
Sementara, panas reaksi pada temperatur tidak standar
- DHOT = DH0298 + òT298 D Cp dT
Dapat disimpulkan bahwa kalor reaksi (∆H) adalah kalor yang
diserap (diperlukan) atau dilepaskan (dihasilkan) dalam reaksi, disebut juga
perubahan entalpi. Pada beberapa reaksi
kimia jumlah kalor reaksi dapat diukur melallui suatu percobaan di dalam
laboratorium. Pengukuran kalor reaksi tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter.
Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang diberikan atau diambil dalam suatu proses tertentu. Sebuah termometer
sederhana terdiri dari bejana terisolasi, alat pengaduk, dan termometer.
0 comments:
Post a Comment