BNews : BNews : The 5th Wave. BNews : The 5th Wave. BNews : The 5th Wave. BNews : The 5th Wave. BNews : The 5th Wave.

Friday, May 27, 2016

Thermografimetri Analysis (TGA)

Thermografimetri Analysis (TGA) merupakan alat analisis yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara perubahan massa terhadap temperatur. Masa suatu material dapat berkurang dikarenakan adanya penguapan, penguraian dan sejenisnya, dan dapat bertambah karena adanya reaksi dengan lingkungan, seperti oksidasi dan sejenisnya. Tahapan reaksi terhadap temperature yang diberikan menjadi parameter penting dalam proses pemanasan material dan produksinya. Untuk mempelajari lebih jauh mekanisme perubahan struktur material terhadap panas yang diberikan, TGA dapat dikombinasikan dengan Differential Thermal Analysis (DTA). DTA mempelajari reaksi endotermik dan eksotermik material ketika panas diberikan. Gabungan kedua alat analisa ini membantu memahami mekanisme perubahan struktur ketika pemanasan diberikan. Gabungan sistem tersebut sering disebut TG-DTA.


Dasar dari TGA ditunjukkan pada diagram skematik dasar TGA yang ditunjukkan pada Gambar 1. Sample diletakkan dalam cawan sample yang diletakkan pada ujung sistem neraca. Sistem neraca didesain memiliki sistem sensor yang mampu mendeteksi pergeraka tuas neraca dengan ukuran yang sangat presisi. Jenis sensor neraca beragam, tergantung dari desain yang diinginkan. Sensor yang digunakan dihubungkan dengan DAQ dan komputer perekam. Pemanas diatur dengan tungku yang diatur memiliki kecepatan dan berbagai fitur pemanasan tertentu. TGA sangat berhubungan dengan kondisi gas didalam lingkungan, oleh karena itu, sistem gas dan jenis gas diatur agar dapat dikontrol dengan baik. .  Selain itu, kurva DTA dapat digunakan sebagai finger print material sehingga dapat digunakan untuk analisis kualitatif. Metode ini mempunyai kelebihan antara lain instrument dapat digunakan pada suhu tinggi, bentuk dan volume sampel yang fleksibel, serta dapat menentukan suhu reaksi dan suhu transisi sampel (West, 1984)



















Analisa termal dapat didefinisikan sebagai pengukuran sifat-sifat fisik dan kimia material sebagai fungsi dari suhu. Pada prakteknya, istilah analisa termal seringkali digunakan untuk sifat-sifat spesifik tertentu. Misalnya entalpi, kapasitas panas, massa dan koefisien ekspansi termal. Pengukuran koefisien ekspansi termal dari batangan logam merupakan contoh sederhana dari analisa termal. Contoh lainnya adalah pengukuran perubahan berat dari garam-garam oksi dan hidrat pada saat mengalami dekomposisi akibat pemanasan. Dengan menggunakan peralatan modern, sejumlah besar material dapat dipelajari dengan metode ini. Penggunaan analisa termal pada ilmu mengenai zat padat telah demikian luas dan bervariasi, mencakup studi reaksi keadaan padat, dekomposisi termal dan transisi fasa dan penentuan diagram fasa. Kebanyakan padatan bersifat aktif secara termal dan sifat ini menjadi dasar analisa zat padat menggunakan analisa termal. Dua jenis teknik analisa termal yang utama adalah analisa termogravimetrik (TGA), yang secara otomatis merekam perubahan berat sampel sebagai fungsi dari suhu maupun waktu, dan analisa diferensial termal (DTA) yang mengukur perbedaan suhu,  T, antara sampel dengan material referen yang inert  sebagai fungsi dari suhu. Teknik yang berhubungan dengan DTA adalah diferential scanning calorimetry (DSC). Pada DSC, peralatan didisain untuk memungkinkan pengukuran  kuantitatif perubahan entalpi yang timbul dalam sampel sebagai fungsi dari suhu maupun waktu. Analisa termal lainnya adalah dilatometry, dimana perubahan dari dimensi linier suatu sampel sebagai fungsi suhu direkam. Dilatometry telah lama digunakan untuk mengukur koefisien ekspansi termal; baru-baru  ini, teknik ini berganti nama menjadi thermomechanical analysis (TMA), dan telah banyak diaplikasikan pada beragam material dan masalah; misalnya kontrol kualitas polimer (Bannec,1972). Ketika  peristiwa  yang  terjadi  adalah  eksotermal , maka  panas  akan  dilepaskan  oleh  sampel  sehingga  dalam  sampel  akan  terjadi  kenaikan  temperatur  yang  ditandai  dengan  suatu  puncak  maksimum  pada  kurva  DTA. Sedang  apabila  perubahan  yang  terjadi  pada  sampel  adalah  proses  endotermal  maka  akan  terjadi  penyerapan  panas  oleh  sampel  yang  ditandai  dengan  penurunan  temperatur  dari  sampel  sehingga  kurva  DTA  yang  diperoleh  adalah sebagai puncak minimum (Currel, 1997).
Langkah kedua aliran panas TGA-DTA/DSC simultan dan perubahan berat-susut(weight-loss) (TGA) dalam bahan sebagai fungsi temperatur atau waktu dalam suasana yang terkendali. pengukuran simultan dari dua sifat material tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menyederhanakan interpretasi hasil. Informasi pelengkap yang diperoleh memungkinkan pembedaan antara peristiwa endotermik dan eksotermik yang tidak memiliki berat susut yang terkait (misalnya, peleburan dan kristalisasi) dan sesuatu yang melibatkan berat susut (misalnya, degradasi) (Sumbono, 2010).
Thermogravimetri analizer (TGA) terdiri dari beberapa bagian, yaitu sensitive analytical balance, Furnace (tungku pembakar), Purge gas system, Microcomputer atau  micro processor.
a.  Balance
 Berbagai jenis desin thermobalance dapat dijumpai secara komersil, jenis-jenisnya berdasarkan pada penyediaan informasi kuantitatif cuplikan dalam range massa, antara 1 mg – 100 g. Jenis balance yang umum  digunakan  adalah  yang  memiliki   range  antara  5-20  mg.  Prinsip  yang   terjadi  adalah  adanyaperubahan  massa  cuplikan  menyebabkan  defleksi  pada  beam  yang  terpapar  sorotan  cahaya  antara lampu dan satu atau dua fotodioda. Ketidaksetimbangan pada fotodioda diamplifikasi danmasuk   pada      bagian E,  dimana  bagian   ini  berada  diantara  kutub  dari  magnet  yang  permanent  oleh  F.  Adanyapeningkatan  medan  magnet  menyebabkan  beam  kembali  padakondisi  awal.  Peningkatan  fotodiodadimonitor  dan  ditransformasi  menjadi   informasi  dalam  bentuk  massa  atau  kehilangan  massa  oleh system akuisisi data.

b.  Furnace
Range   suhu  pada   sebagian  besar   furnace  adalah   sampai  1500oC.  Umumnyakecepatan   rata-rata pemanasan atau pendinginan pada furnace dapat dipilih antara lebih dari0oC/menitsampai200oC/menit.Insulasi  dan  pendinginan  pada  bagian   luar   furnace  dibuat  untuk  menghindari   transfer  panas  pada balance.  Nitrogen  atau  argon  sering  digunakan  untuk  melindungi furnace dan  menghindari  oksidasi cuplikan.

Kalibrasi Thermogravimetri analizer (TGA)
Kalibrasi merupakan hal yang penting dalam analisis menggunkan alat instrumen dalam laboratorium. TGA yang merupakan alat instrument dalam  laboratorium juga harus dikalibrasi untuk dapat menghasilkan hasil yang baik. Cara terbaik adalah untuk memeriksa kalibrasi TGA secara berkala. Kalibrasi TGA dapat dilakukan dengan memperhatikan sifat dari sampel yang diujikan. Jika menjalankan sampel yang relatif bersih dan tidak melapisi tungku atau tungku tabung, maka dianjurkan untuk memeriksa harian, mingguan, atau lainnya. Kalibrasi dapat dilakukan jika TGA dirubah rentang suhunya, mengubah gas pembersihan, dan jika alat akan dipindahkan atau direratakan. Kalibrasi TGA dapat dilakukan dengan cara melakukan restore defaults pada alat. Kemudian papan kesetimbangan dikosongkan, nol keseimbangan, dan tempat kalibrasi berat yang disediakan instrument dalam papan sampel. Setelah papan kesetimbangan diatur beratnya, kemudian dilakukan pengaturan pada tungku dan suhu.
Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya, yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 100o C dan kelima-lima molekul air pada suhu 150o C. Pada 650oC, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga (II) oksidasi (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (Sugiarto, 2003).
           Bahan uji kristal CuSO4.5H2O dipanaskan dengan TG-DTA sampai suhu 1000ÂșC, dengan kecepatan pemanasan 100°C/menit, bahan tersebut mengalami peristiwa pengurangan air (dehidrasi) dan peruraian (dekomposisi). Peristiwa peruraian terjadi karena adanya pelepasan air yang terikat sebagai air kristal, dan peruraian serbuk CuSO4 menjadi CuO serta SO2 dan O2 dalam bentuk gas, akibat dari peristiwa tersebut secara bertahap menyebabkan terjadinya penurunan berat dan akan membutuhkan sejumlah panas (Sutri, et al., 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Bannec, RJ. 1972. The Australian Science Teachers Journal vol.18 no.4. page 79-82
Currel, 1997.Principles of Thermal Analysis TG, DSC, STA. NETZSCH Instruments hal : 117
Sugiarto, Kristian H., 2003, Dasar-Dasar Kimia Anorganik II, Yogyakarta: Jica
Indaryati, Sutri, Iis Haryati, Yanlinastuti, 2008, “Uji Fungsi Alat Thermal Gravimetri Differential Thermal Analysis”, Prosiding Seminar Pengelolaan Perangkat Nuklir, Batan

0 comments:

Post a Comment