Elektrolisis air
merupakan proses untuk menghasilkan gas H2 dan O2 murni dengan pemanfaatan
energi listrik pada sistem. Proses ini lebih ditujukan pada produksi H2. Selama
ini produksi H2 dengan elektrolisis air kurang populer dalam skala industri. Elektrolisis
merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik
menjadi energi kimia. Elektrolisis adalah peristiwa
penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam
elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan dengan
kutub negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif).Komponen yang terpenting
dari proses elektrolisis ini adalah elektrode
dan larutan elektrolit.
Elektroda
yang digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
- Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt), dan emas (Au).
- Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag).
Elektrolitnya
dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat pula leburan garam
halida atau leburan oksida. Kombinasi antara larutan elektrolit dan elektrode
menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:
- Elektrolisis larutan dengan elektrode inert
- Elektrolisis larutan dengan elektrode aktif
- Elektrolisis leburan dengan elektrode inert
Pada
elektrolisis, katode
merupakan kutub negatif dan anode merupakan kutub positif. Pada katode akan terjadi reaksi
reduksi dan pada anode terjadi reaksi oksidasi.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion
negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah
elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya
bertambah.
a. Ion OH dioksidasi menjadi H2O dan O2.
Reaksinya:
4OH (aq) ¾® 2H2O
( l ) +
O2 (g) +
4e
b. Ion sisa asam yang mengandung oksigen (misalnya NO3, SO4) tidak dioksidasi, yang
dioksidasi air. Reaksinya:
2H2O
( l ) ¾® 4H+ (aq) +
O2 (g) +
4e
c. Ion sisa asam yang lain dioksidasi menjadi molekul.
Contoh:
2Cl (aq) ¾® Cl2 (g) +
2e
Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion
positif) ditarik oleh katoda dan
menerima tambahan elektron, sehingga bilangan oksidasinya
berkurang.
a. Ion H+ direduksi menjadi H2. Reaksinya:
2H+ (aq) +
2e ¾® H2 (g)
b. Ion logam alkali (IA) dan alkali tanah (IIA) tidak
direduksi, yang direduksi air.
2H2O
(aq) +
2e ¾® H2 (g) +
2OH (aq)
c. Ion logam lain (misalnya Al3+, Ni2+,
Ag+ dan
lainnya) direduksi. Contoh:
Al3+ (aq) +
3e ¾® Al (s)
Ni2+ (aq) +
2e ¾® Ni (s)
Ag+ (aq) +
e ¾® Ag (s)
Contoh elektrolisis:
a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya:
2HCl (aq) ¾® 2H+ (aq) +
2Cl (aq)
Anoda: 2Cl (aq) ¾® Cl2 (g) + 2e (Oksidasi)
Katoda: 2H+ (aq) + 2e ¾® H2 (g) (Reduksi)
——————————————————————— +
2HCl (aq) ¾® H2 (g) + Cl2
(g) (Redoks)
Sel Galvani
Pada elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi
kimia. Pada sel galvani terjadi sebaliknya, yaitu energi kimia diubah menjadi
energi listrik. Sel Galvani disebut juga sel kimia. Sel Galvani dipakai
sebagai sumber listrik untuk penerangan, pemanasan, menjalankan motor, dan
sebagainya. Sel Galvani atau sel kimia dapat dibedakan menjadi sel kimia dengan transference dan
sel kimia tanpa transference.
Reaksi Redoks
a.
Reaksi
spontan
Reaksi
kimia yang dapat menghasilkan arus listrik.
Esell = positive (+) (potensial)
∆G = negative (-) (Energi bebas Gibbs)
Nilai
k > 1 (k= tetapan kesetimbangan)
b.
Reaksi
Non Spontan
Arus
listrik dapat menghasilkan /menyebabkan reaksi kimia.
Esell = negative (-)
∆G = positive (-)
Nilai
k < 1
Energy dimana ketika sebuah bahan –bahan
bertemu / disatukan dalam sebuah system.
Contoh : - baterai
-aki
-Fuel cell
Sel kimia tanpa transference
Sel kimia tanpa transference contohnya sel accu,
sel Leclanche, dan sel bahan bakar.
1). Sel Accu
Pada sel accu, sebagai kutub negatif adalah logam Pb, kutub positif
adalah logam Pb
dilapis PbO2 dan elektrolitnya adalah larutan H2SO4. Setiap pasang sel menghasilkan voltage (E)
sebesar } 2 volt.
Pb(s) +
SO42- (aq) ¾® PbSO4 (s) +
2e ̄
PbO2 (s) + SO42- (aq) + 4H+ (aq) + 2e ̄ ¾® PbSO4 (aq) + 2H2O (
l )
——————————————————————— +
Pb (s) +
PbO2 (s) +
2H2SO4 (aq) ¾® 2PbSO4 (s) + 2H2O ( l )
2). Sel Leclanche
(sel kering)
Sel Leclance
contohnya batu baterai. Pada batu
baterai biasa, sebagai kutub negatif adalah
logam Zn, kutub positif adalah batang grafit (C) dibungkus
MnO2 dan
elektrolitnya adalah pasta
NH4Cl
dan ZnCl2.
Potensial listrik (Voltage) yang dihasilkan } 1,5 volt. Reaksi oksidasi dan
reduksi yang terjadi adalah:
Zn (s) ¾® Zn2+ (aq) +
2e ̄
2MnO2 (s) +
H2O
( l ) +
2e ̄ ¾® Mn2O3
(s) + 2OH  ̄(aq)
————————————————————————————————— +
Zn (s) +
2MnO2 (aq) +
H2O
( l ) ¾® Zn2+ (aq) +
2OH  ̄ (aq) +
Mn2O3 (s)
Terjadi juga reaksi lain, yaitu OH ̄ yang terbentuk bereaksi dengan NH4Cl menghasilkan NH3,
selanjutnya NH3
yang terjadi diikat Zn2+
2NH4Cl
(aq) +
2OH  ̄ (aq) ¾® 2NH3 (aq) +
2Cl  ̄ (aq) +
2H2O
( l )
Zn 2+ (aq) +
4NH3 (g) +
4Cl  ̄ (aq) ¾® [Zn(NH3)4]Cl2
(s)
Pada batu baterai biasa yang menggunakan anoda logam Zn,
katoda batang C, dan elektrolitnya
pasta berair dari campuran NH4Cl, MnO2,
dan serbuk C, reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi
adalah:
Zn (s) ¾® Zn2+ (aq) +
2e ̄
2MnO2 (s) +
2H2O ( l) +
2e ̄ ¾® 2MnO(OH)
(s) +
2OH  ̄(aq)
————————————————————————————————— +
Zn (s) +
2MnO2 (aq) +
2H2O
( l ) ¾® Zn2+ (aq) +
2MnO(OH) (s) +
2OH  ̄ (aq)
Reaksi lainnya yaitu OH  ̄
yang terbentuk bereaksi dengan NH4
+ menghasilkan NH3, selanjutnya NH3 yang terjadi diikat Zn2+
2NH4+ (aq) +
2OH  ̄ (aq) ¾® 2NH3 (aq) +
2H2O
( l )
Zn 2+ (aq) +
2NH3 (g) +
2Cl  ̄ (aq) ¾® [Zn(NH3)2]Cl2
(s)
Elektrokimia
Pada batu baterai alkaline, sebagai anoda digunakan Zn,
sebagai katoda MnO2,
dan sebagai
elektrolitnya KOH. Potensial listrik yang dihasilkan } 1,5
volt. Reaksi oksidasi reduksi yang
terjadi adalah:
Zn2+(aq) +
2OH  ̄ (aq) ¾® Zn(OH)2 (s) +
2e ̄
2MnO2 (s) +
2H2O ( l ) +
2e ̄ ¾® 2MnO(OH)
(s) +
2OH  ̄(aq)
————————————————————————————————— +
Zn (s) +
2MnO2 (aq) +
2H2O
( l ) ¾® Zn(OH)2 (s) +
2MnO(OH) (s)
Pada baterai perak oksida - zink seperti yang biasa
digunakan pada arloji, sebagai anoda
digunakan Zn, sebagai katoda digunakan Ag2O, dan sebagai elektrolitnya KOH.
Potensial listrik
yang dihasilkan } 1,5 volt. Reaksi oksidasi dan reduksi
yang terjadi adalah:
Zn
(s) + 2OH  ̄
(aq) ¾® Zn(OH)2 (s) +
2e ̄
Ag2O
(s) +
H2O
(l ) +
2e ̄¾® 2Ag (s) +
2OH  ̄(aq)
——————————————————————————— +
Zn (s) +
Ag2O
(s) +
H2O
(l ) ¾® Zn(OH)2 (s) +
2Ag (s)
Pada baterai nikel - kadmium yang dapat dicas ulang,
potensial listrik yang dihasilkan } 1,35 volt.
Reaksinya dapat berlangsung bolak-balik, yaitu:
Cd (s) +
2Ni(OH)3 (s) ¾® CdO (s) +
2NI(OH)2 (s) +
H2O
(l)
3). Sel bahan bakar (fuel
cell)
Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen pada kotoda dan
suatu gas yang dapat
dioksidasi pada anoda, biasanya gas hidrogen. Reaksinya
adalah:
H2 (g) +
2OH  ̄ (aq) ¾® 2H2O
(g) + 2e ̄
O2 (g) +
H2O
(g) +
2e ̄ ¾® HO2 ̄ (aq) + OH  ̄(aq)
HO2 ̄
(aq) ¾® 1/2 O2
(g) + OH  ̄(aq)
———————————————————————————— +
H2 (g) +
1/2 O2 (g) ¾® H2O
(g)
Sel bahan bakar sudah banyak dikembangkan sebagai sumber
penghasil listrik yang sangat bersih, ramah lingkungan, aman dan mempunyai
resiko yang sangat kecil. Penggunaannya antara
lain untuk keperluan di rumah sakit, rumah perawatan, hotel,
perkantoran, sekolah, bandar udara,
dan penyedia tenaga listrik, misalnya pembangkit tenaga
listrik dalam pesawat ruang angkasa. Di Amerika, Eropa, dan Jepang sudah
dikembangkan mobil ramah lingkungan yang menggunakan sel bahan bakar. Sebagai
bahan bakar utamanya adalah gas hidrogen yang disimpan dalam tangki bahan bakar
dan diberi tekanan yang tinggi sehingga mencair. Gas hidrogen dialirkan ke
anoda dan pada katoda dialirkan gas oksigen yang diperoleh dari udara.
0 comments:
Post a Comment