Polimer
merupakan molekul besar yang terbentuk dari unit-unit berulang sederhana. Nama
ini diturunkan dari bahasa yunani Poly, yang berarti “banyak”, dan mer, yang
berarti “bagian”. Jika hanya ada beberapa unit monomer yang bergabung bersama,
polimer dengan berat molekul rendah yang terjadi, disebut oligomer (bahasa
yunani oligos “beberapa”). Makromolekul merupakan istilah yang sinonim dengan
polimer. Polimer sintesis dari moleku-molekul sederhana yang disebut monomer
(“bagian tunggal”). Berikut ini adalah sejarah munculnya konsep polimer dari
para ahli-ahli kimia. Polimer ialah makromolekul yang
terbentuk dari perulangan satuan-satuan sederhana monomernya. Beberapa sistem
polimer yang penting secara industri adalah karet, plastik, serat, pelapis
sampai adhesif (Hartomo, 1996).
Polimer dapat
diklasifikasikan ke dalam dua bagian besar yaitu polimer alami dan polimer
sintetis. Polimer alami dapat dibagi lagi meliputi protein, polinukleotida,
polisakarida dan gum resin. Sedangkan polimer sintetis dibagi menjadi
termoplastik dan elastromer.
Penggolongan polimer berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya,
polimer dapat dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.
1) Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat
di alam dan berasal dari makhluk hidup. Contoh polimer alam dapat dilihat pada
table di bawah ini
No
|
Polimer
|
Monomer
|
Polimerisasi
|
Contoh
|
1.
|
Pati/amilum
|
Glukosa
|
Kondensasi
|
Biji-bijian,
akar umbi
|
2.
|
Selulosa
|
Glukosa
|
Kondensasi
|
Sayur,
Kayu, Kapas
|
3.
|
Protein
|
Asam
amino
|
Kondensasi
|
Susu,
daging, telur, wol, sutera
|
4.
|
Asam
nukleat
|
Nukleotida
|
Kondensasi
|
Molekul
DNA dan RNA (sel)
|
5.
|
Karet
alam
|
Isoprena
|
Adisi
|
Getah
pohon karet
|
Sifat-sifat polimer alam kurang
menguntungkan. Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis,
dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alamtidak tahan terhadap
minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh lain,
sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol
dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka
air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan
fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari.
Polimer alami umumnya
biasanya memiliki struktur yang lebih kompleks dibanding polimer sintetik.
Istilah umum elastromer digunakan untuk menggambarkan material seperti karet,
karena sekarang telah dikenal sejumlah produk sintetis, dimana strukturnya
berbeda sangat mencolok dari produk alam termasuk karet, tetapi sifat
elastiknya dapat dibandingkan dan kadang lebih baik dari produk asli polimer
alami.
Polimer Sintesis
Polimer sintesis atau polimer
buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus dibuat oleh
manusia. Sampai saat ini, para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian
struktur molekul alam guna mengembangkan polimer sintesisnya. Dari hasil
penelitian tersebut dihasilkan polimer sintesis yang dapat dirancang
sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan dan
kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia. Tujuannya, agar diperoleh
polimer sintesis yang penggunaannya sesuai yang diharapkan. Polimer sintesis
yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya pembentukan serat
untuk benang kain dan produksi ban yang elastisterhadap jalan raya. Ahli kimia
saat ini sudah berhasil mengembangkan beratus-ratus jenis polimer sintesis
untuk tujuan yang lebih luas. Contoh polimer sintesis dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
No
|
Polimer
|
Monomer
|
Terdapat
pada
|
1.
|
Polietena
|
Etena
|
Kantung,
kabel plastik
|
2.
|
Polipropena
|
Propena
|
Tali,
karung, botol plastik
|
3.
|
PVC
|
Vinil
klorida
|
Pipa
paralon, pelapis lantai
|
4.
|
Polivinil
alcohol
|
Vinil
alcohol
|
Bak
air
|
5.
|
Teflon
|
Tetrafluoroetena
|
Wajan
atau panci anti lengket
|
6.
|
Dakron
|
Metil
tereftalat dan etilena glikol
|
Pipa
rekam magnetik, kain atau tekstil (wol sintetis)
|
7.
|
Nilon
|
Asam
adipat dan heksametilena diamin
|
Tekstil
|
8.
|
Polibutadiena
|
Butadiena
|
Ban
motor
|
9.
|
Poliester
|
Ester
dan etilena glikol
|
Ban
mobil
|
10.
|
Melamin
|
Fenol
formaldehida
|
Piring
dan gelas melamin
|
11.
|
Epoksi
resin
|
Metoksi
benzena dan alcohol sekunder
|
Penyalut
cat (cat epoksi)
|
Sejumlah besar polimer
sintetik sekarang dikenal menempati barisan luas dari peralatan - peralatan.
Polimer sintetik dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelas, plastik, serat dan
elastromer, tetapi tidak ada pembagian batasan tetap antara kelompok polimer
sintetik ini. Plastik kaku dan serat tahan terhadap deformasi dan di
karakterisasi oleh modulus tinggi dan elongasi persentase rendah. Elastomer
secara cepat mengalami deformasi dan menunjukkan elongasi besar reversible
dibawah digunakaannya tekanan ( stress ) yang menunjukkan keelastisitasnya
(Cowie, 1973 ).
Keunggulan Karet Alam
Dibandingkan dengan Karet Sintetik
Keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh
karet sintetis. Adapun keunggulan – keunggulan yang dimiliki karet alam
dibanding karet sintetis adalah :
1. Memiliki daya
elastis atau daya lenting yang sempurna,
2. Memiliki plastisitas
yang baik sehingga pengolahannya mudah,
3. Mempunyai daya aus
yang tinggi,
4. Tidak mudah panas (low
heat build up), dan
5. Memiliki daya tahan
yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance).
0 comments:
Post a Comment