Voltametri
merupakan salah satu teknik dalam analisis elektrokimia. Voltametri adalah
suatu elektrolisis dimana arus direkam sebagai suatu fungsi potensial elektroda
kerja. Voltametri merupakan elektrolisis dalam ukuran mikroskala dengan
menggunakan mikro elektroda kerja, disebut juga teknik arus voltase. Voltametri
berkembang pesat dibanding metode analisis lain, hal ini dikarenakan kelebihan
dalam sensitifitas, selektifitas, kesederhanaan dan kemudahan penganalisisan
(Haryadi, 1993). Potensial
dari mikro elektroda kerja divariasikan dan arus yang dihasilkan dicetak
sebagai fungsi dari poetnsial. Hasil cetakan ini disebut voltamograf
(Christian, 1994).
Voltametri mempelajari hubungan
voltase arus terhadap waktu selama elektrolisis dilakukan dalam suatu sel, di
mana suatu elektroda mempunyai luas permukaan yang relative besar, dan
elektroda yang lain (elektroda kerja) mempunyai luas permukaan yang sangat
kecil dan seringkali dirujuk sebagai mikroelektroda: lazimnya teknik ini
mencakup pengkajian pengaruh perubahan voltase pada arus yang mengalir di dalam
sel. Mikroelektroda ini biasanya dibuat dari bahan tak reaktif yang menghantar
listrik seperti emas, platinum atau karbon, dan dalam beberapa keadaan dapat
digunakan suatu elektroda merkurium tetes (D.M.E); untuk kasus istimewa ini
teknik itu dirujuk sebagai polarografi (Bassett, J.,1994). Voltametri ini
merupakan tehnik voltametri dimana arus diukur selama penyapuan potensial dari
potensial awal ke potensial akhir dan kembali lagi potensial awal atau disebut
juga penyapuan (scanning) dapat dibalik kembali setelah reduksi berlangsung.
Dengan demikian arus katodik maupun anodik dapat terukur. Arus katodik adalah
arus yang digunakan pada saat penyapuan dari arus yang paling besar menuju arus
yang paling kecil dan arus anodik adalah sebaliknya (Khopkar, 1985). Sel
voltametri, terdiri dari 3 elektroda yaitu elektroda pembanding, elektroda
kerja, dan elektroda pembantu. Elektroda kerja pada voltametri tidak bereaksi,
akan tetapi merespon elektroda aktif apa saja yang ada dalam sampel. Pemilihan
elektroda bergantung pada besarnya range potensial yang diinginkan untuk
menguji sampel (Ewing, 1975).
Potensial divariasikan secara sistematis
sehingga zat kimia tersebut, mengalami oksidasi dan reduksi dipermukaan
elektroda. Dalam voltametri, salah satu elektroda pada sel elektrolitnya
terpolarisasi. Proses pada sistem tersebut diikuti dengan kurva arus tegangan.
Metode ini umum digunakan untuk menentukan komposisi dan
analisis kuantitatif larutan (Laidler, 1996).
Sistem voltametri ada yang disebut dengan
siklik voltametri. Voltametri ini merupakan tehnik voltametri dimana
arus diukur selama penyapuan potensial dari potensial awal ke potensial akhir
dan kembali lagi potensial awal atau disebut juga penyapuan (scanning) dapat
dibalik kembali setelah reduksi berlangsung. Dengan demikian arus
katodik maupun anodik dapat terukur. Arus katodik adalah arus yang digunakan
pada saat penyapuan dari arus yang paling besar menuju arus yang paling kecil
dan arus anodik adalah sebaliknya (Khopkar, 1985).
Jenis
dan teknik yang termasuk kedalam voltametri adalah sebagai berikut:
a.
Polarografi
Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dalam mana elektroda kerja berupa suatu elektroda yang istimewa, sutau elektroda merkuri tetes, dan dalam mana direkam suatu kurva arus voltase (voltammogram). Seperti yang digunakan oleh kebanyakan pengarang, istilah polarografi adalah suatu kasus istimewa daripada voltametri dalam mana mikroelektrodanya adalah merkurium tetes. Karena sifat –sifat istimewa elektroda ini, polarografi jauh lebih meluas penggunaanya dibandingkan voltametri yang menggunakan mikroelektroda lain (Underwood, 1996). Polarogarfi digunakan secara luas untuk analisis ion –ion logam dan anion –anion anorganik, seperti IO dan NO . Gugus fungsi senyawa organik yang mudah teroksidasi atau tereduksi juga dipelajari dalam polarogarfi. Gugus fungsi yang digunakan meliputi karbonil, asam karboksilat, dan senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap (David, 2000).
Polarografi adalah suatu bentuk elektrolisis dalam mana elektroda kerja berupa suatu elektroda yang istimewa, sutau elektroda merkuri tetes, dan dalam mana direkam suatu kurva arus voltase (voltammogram). Seperti yang digunakan oleh kebanyakan pengarang, istilah polarografi adalah suatu kasus istimewa daripada voltametri dalam mana mikroelektrodanya adalah merkurium tetes. Karena sifat –sifat istimewa elektroda ini, polarografi jauh lebih meluas penggunaanya dibandingkan voltametri yang menggunakan mikroelektroda lain (Underwood, 1996). Polarogarfi digunakan secara luas untuk analisis ion –ion logam dan anion –anion anorganik, seperti IO dan NO . Gugus fungsi senyawa organik yang mudah teroksidasi atau tereduksi juga dipelajari dalam polarogarfi. Gugus fungsi yang digunakan meliputi karbonil, asam karboksilat, dan senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap (David, 2000).
b.
HydrodynamicVoltametri
Arus pada
hydrodynamic voltametri diukur sebagai fungsi dari aplikasi potensial pada
elektroda kerja. Profil potensial yang sama digunakan untuk polarografi,
seperti sebuah pengamatan linear atau pulsa diferensial, digunakan dalam
hydrodynamic voltametri. Hasil voltamogram yang identik untuk polarografi,
kecuali untuk kekurangan arus menghasilkan osilasi dari penambahan tetes merkuri.
Karena hydrodynamic voltametri tidak dibatasi untuk elektroda Hg, hydrodynamic
voltametri bermanfaat untuk analisis reduksi atau oksidasi pada potensial yang
lebih positif.
c.
Stripping
Voltametri
Salah satu dari teknik voltametri
kuantitatif yang lebih penting adalah stripping voltametri, yang mana terdiri
atas tiga teknik yang terkait : anoda, katoda, dan adsorpsi stripping
voltametri. Sejak anodic stripping voltametri ditemukan aplikasi paling luas,
kita mempertimbangkannya secara detail. Anodic stripping voltametri terdiri
dari dua tahap (Gambar 2.4). Pertama pengontrolan potensial elektrolisis yang
mana elektroda kerja, biasanya tetes merkuri atau lapis tipis merkuri, pada
potensial katoda yang cukup untuk melapisi ion logam pada elektroda.Tahap kedua,
potensial anoda di scan kearah potensial yang lebih positif. Ketika potensial
pada elektroda kerja cukup positif analit dilepaskan dari elektroda, larutan
dikembalikan dalam bentuk oksidasi.
Cu(Hg) Cu (aq) + 2e
Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari potensial, memberikan bentuk kenaikan pada puncak voltammogram yang sama ditunjukkan pada Gambar 2.4. Puncak arus yang proporsional pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodic stripping voltametri sangat sensitif pada percobaan, yang mana harus dikontrol dengan hati–hati jika hasilnya ingin akurat dan tepat.
Cu(Hg) Cu (aq) + 2e
Arus selama tahap stripping dimonitor sebagai fungsi dari potensial, memberikan bentuk kenaikan pada puncak voltammogram yang sama ditunjukkan pada Gambar 2.4. Puncak arus yang proporsional pada konsentrasi analit dalam larutan. Anodic stripping voltametri sangat sensitif pada percobaan, yang mana harus dikontrol dengan hati–hati jika hasilnya ingin akurat dan tepat.
d. Amperometri
Teknik voltametri terakhir yang
dipertimbangkan adalah amperometri, yang mana potensial konstan diaplikasikan
pada elektroda kerja, dan arus diukur sebagai fungsi waktu Karena potensial
tidak discan, amperometri tidak mendorong kearah voltammogram. Aplikasi yang
penting dari amperometri adalah dalam kontruksi sensor kimia. Sensor
amperometri yang pertama dikembangkan untuk melarutkan O dalam darah, yang mana
dikembangkan pada 1956 oleh L.C. Clark. Sama dengan elektroda membran pada
potensiometri. Contoh lain pada sensor amperometri adalah sensor glukosa
(David, 2000).
DAFTAR
PUSTKA
Day, R. A dan Underwood,
A.L. diterjemahkan oleh Pudjaatmaka, A.H.
1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Haryadi,W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia
Analitik. Jakarta : UI Press.
Liadler, Keith. 1996. Principles of Chemistry. Kanada: The
University of Ottawa.
0 comments:
Post a Comment